Satu kali Nasruddin membeli bahan kain dan membawanya ke penjahit.
"Ukur badanku dan tolong buatkan baju untukku sesegera mungkin."
Sambil mengukur Nasruddin, penjahit itu berkata, "Saya sangat sibuk, tapi bajumu akan selesai pada hari Jumat, Insya Allah."
Pada hari Jumat, Nasruddin pun pergi ke penjahit untuk mengambil bajunya, tapi penjahit itu bilang, "Maaf, bajumu belum selesai. Datanglah kembali pada hari Senin, Insya Allah sudah selesai."
Nasruddin pun datang kembali pada hari Senin, tapi bajunya masih juga belum selesai, "Coba lagi hari Kamis dan Insya Allah bajunya selesai.", kata penjahit itu.
Dengan gusar Nasruddin menyahut, "Berapa lama lagi waktu yang dibutuhkan untuk bajuku tanpa menggunakan "Insya Allah"
33.TURBAN
Kejenakaan dan kebijakkan Nasruddin tak pernah meninggalkan lidahnya. Suatu hari seorang buta huruf datang menemui Nasruddin dengan sepucuk surat yang diterimanya.
"Nasruddin, tolong bacakan surat ini untukku", pinta orang itu.
Nasruddin membuka surat itu, namun tulisan di surat itu demikian buruknya sehingga Nasruddin tidak bisa membacanya.
"Maaf, tapi saya tidak dapat membaca surat ini", kata Nasruddin.
Orang itu menangis, "Sungguh memalukan. Apakah kau tidak malu dengan turban (simbol orang terpelajar) yang kau pakai itu Nasruddin ?"
Menanggapi itu, Nasruddin melepas turban dari kepalanya dan meletakkannya pada kepala orang itu, lalu berkata,
"Ini, pakailah. Sekarang kau memakai turban. Jika memakainya memberimu pengetahuan, baca sendiri suratmu itu."
34.JANGAN BODOH
Satu hari Nasruddin kehilangan cincinnya di basement rumahnya yang sangat gelap. Tidak ada peluang baginya untuk menemukan miliknya itu dalam kegelapan, Nasruddin pergi keluar dan mulai mencari cincinya itu dari jalan depan rumahnya. Seseorang yang melewati jalan itu berhenti dan menegur Nasruddin,
"Apa yang kau cari Nasruddin ? Apakah kau kehilangan sesuatu ?"
"Ya, saya kehilangan cincin di dalam basement", jawab Nasruddin.
"Tapi Nasruddin, mengapa kau tidak mencarinya di basement tempat kau kehilangan cincinmu itu ?", tanya orang itu sambil terkejut akan kelakukan Nasruddin.
"Jangan bodoh, teman ! Bagaimana mungkin kau mengharapkan aku mencari sesuatu dalam kegelapan?"
35.JAWABANNYA ADALAH, TIDAK
Satu hari Nasruddin tengah memperbaiki atap rumahnya. Ketika Nasruddin bekerja di atap rumahnya, seorang asing mengetuk pintu rumahnya.
"Ada keperluan apa ?", teriak Nasruddin.
"Turunlah", jawab orang asing itu, "Nanti akan aku jelaskan."
Dengan segan Nasruddin menuruni tangga.
"Baiklah, sekarang apakah hal penting itu ?", tanya Nasruddin.
"Dapatkah kau memberiku sedikit uang untuk orang tua yang miskin ini ?" kata orang itu memohon.
"Ikuti aku ke atas."
Lalu keduanya naik ke atas rumah. Sesampainya di atas rumah, Nasruddin berkata,
"Jawabannya adalah tidak!!"
36.CERMIN ATAU GAMBAR?
Nasruddin tengah berjalan-jalan di suatu hari dan ia menemukan sesuatu benda yang berkilauan dalam kubangan. Dia pun mengambil benda itu. Benda itu tenyata sebuah cermin kecil. Nasruddin melihat cemin itu dan melihat pantulan dirinya dan kemudian ia membuang benda itu lagi sambil berkata pada seorang tetangga yang mengawasi tingkah laku dia,
"Pantas saja, aku tidak heran jika benda itu dibuang pemiliknya. Siapa yang mau menyimpan gambar jelek itu?"
37.AROMA LAMUNAN
Saat itu Nasruddin sangat kelelahan pulang ke rumah dan berpikir,"Seandainya saja saya punya semangkup sup yang lezat saat ini aku akan menambahkan sedikit cabe merah dan mentega segar pada sup itu dan aku akan menghabiskan semangkuk sup itu."
Ketika Nasruddin memikirkan sup itu, pintu rumahnya diketuk. Nasruddin pun membuka pintu dan seorang anak tetangga terlihat dengan mangkuk kosong
.
"Ada apa nak ?", tanya Nasruddin.
"Tolong Nasruddin, ibuku sedang sakit. Dapatkah kau memberiku semangkuk sup ?"
Nasruddin kebingungan dan terkejut. ketika ia menyuruh anak itu pulang karena tak ada sup di rumahnya, Nasruddin berpikir lagi.
"Tetangga !, Mereka selalu mengetahuinya, bahkan lamunanmu."
38.MEMOTONG DAHAN
Suatu hari Nasruddin duduk di atas sebuah dahan pohon dan memotong dahan yang ia duduki. Seorang asing yang lewat dan melihat Nasruddin berkata,
"Maafkan aku Nasruddin ! Jika kau tetap memotong di bagian itu, kau akan jatuh dari pohon."
Nasruddin tidak mempedulikan perkataan orang itu dan terus saja memotong dahan tempat ia duduk. Tak lama kemudian dahan itu pun potong dan Nasruddin jatuh dari pohon.
"Tolong !", teriak Nasruddin pada tetangganya. "Aku harus menemukan orang asing yang tahu bahwa aku akan jatuh tadi. Aku yakin dia pun tahu kapan aku akan mati juga."
39.KISAH SEEKOR KUCING
Satu hari Nasruddin membeli 2 kilo daging dan menyimpannya di rumah istrinya. Kemudian dia kembali bekerja sementara istrinya akan segera menyiapkan makan malam yang istimewa untuk seluruh keluarga. Di sore hari Nasruddin pulang untuk makan malam dan istrinya hanya menyajikan roti dan bawang. Nasruddin bertanya pada istrinya,
"Mengapa tidak kau siapkan masakan dari daging yang kubawa tadi ?"
"Tadi aku mencuci daging itu dan kusimpan didapur sampai kucing ini datang dan membawa kabur daging itu", jawab istri Nasruddin.
Nasruddin kemudian membawa timbangan dan mencari kucing yang dimaksud istrinya. Dia menemukan kucing itu dan menimbangnya dan beratnya tepat 2 kilo. Lalu Nasruddin berkata pada istrinya,
"Lihat ini ! Jika yang kutimbang adalah kucing, lalu dimana dagingnya ? Tapi jika yang kutimbang adalah daging, lalu dimana kucingnya?"
40.KALKUNKU BERMEDITASI
Suatu hari Nasruddin berkeliling di pasar dan melihat-lihat situasi pasar seperti biasa. Salah seorang pedagang menjual seekor burung yang berbeda dan belum pernah dilihat Nasruddin sepanjang hidupnya. Seekor burung dengan warna yang aneh.
"100 akche !", pedagang itu berteriak menawarkan harga.
"100 akche untuk seekor burung kecil ?" Kata Nasruddin dalam hati.
Tergiur dengan harga yang tinggi itu Nasruddin bergegas pulang ke rumah dan membawa salah satu kalkun peliharaannya. Nasruddin kembali ke pasar dan mengambil tempat di sebelah penjual burung aneh itu. Nasruddin mulai berteriak,
"200 akche..! 200 akchea! Untuk kalkun gemuk !"
Orang-orang mulai mentertawakan Nasruddin. Seekor burung biasa seperti kalkun tidak akan pernah mencapai harga 200 akche.
"Tapi, dia menjual burung aneh dan tak berguna itu 100 akche", ujar Nasruddin menerangkan.
"Tidak ! Dia menjual burung beo", kata orang-orang.
"Lalu apa ? Apa yang dialkukan seekor beo ?", tanya Nasruddin.
"Tidakkah kamu tahu Nasruddin ?! Beo bisa bicara seperti manusia", kata orang-orang.
Tak pernah menduga mendapat jawaban seperti itu, Nasruddin terdiam sebentar mencari akan lalu berkata,
"Jika beo berbicara, maka kalkunku bermeditasi."
41.MEMBUAT ORANG-ORANG BERHENTI BERKOMENTAR
Satu hari, Nasruddin dan anaknya pergi melakukan perjalan. Nasruddin mendudukkan anaknya di atas keledai sedangkan ia berjalan kaki disampingnya.Telah cukup lama berjalan, Nasruddin bertemu dengan serombongan orang, dan merekapun berkata,
"Lihatlah anak muda yang sehat itu. Mereka tidak menghormati orang tua mereka. Dia menunggang keledai sedangkan ayahnya yang malang itu berjalan kaki."
Karena itu, Nasruddin menurunkan anaknya dari keledai dan ia ganti menaiki keledainya. Tak lama berselang mereka bertemu dengan serombongan orang lain yang berkata sinis,
"Lihat, anak kecil yang malang itu berjalan kaki sedangkan orang tuanya menunggang keledai."
Kali ini Nasruddin memutuskan untuk menunggangi keledai itu berdua bersama anaknya. Dan tak lama kemudian serombongan orang berikutnya yang mereka temui berkomentar,
"Lihat keledai yang malang itu ! Dia harus mengangkut beban dua orang." Nasruddin kemudian berkata pada anaknya,"Sebaiknya kita tidak usah menunggang keledai ini, mudah-mudahan tidak ada yang protes."
Merekapun meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki. Lagi-lagi mereka bertemu dengan serombongan orang yang lagi-lagi mengomentari mereka,
"Lihat dua orang bodoh ini. Mereka berdua berjalan kaki di terik matahari dan tak satu pun dari mereka menunggangi keledai."
Dengan gusar Nasruddin menggendong keledainya itu dibahunya dan berkata pada anaknya," Sudahlah, kita lakukan seperti ini saja. Rasanya tidak mungkin untuk membuat orang-orang berhenti berkomentar dan membicarakan kita."